Bacaan Doa Ratib Al Haddad Arab dan Latin Lengkap Dengan Tata Caranya – Ratib Al Haddad, sebuah wirid yang penuh makna dan keberkahan, menjadi salah satu tradisi zikir yang mendalam dalam ajaran Islam. Untuk memahami lebih dalam tentang Ratib Al Haddad, kita akan melihat sejarah dan asal usulnya. Imam Al-Haddad, tokoh yang menjadi penerus spiritualitas Islam, menjadi figur sentral dalam wirid ini. Dalam rangkaian doa-doa dalam Ratib Al Haddad, terdapat dzikir-dzikir yang membawa manfaat besar bagi para pengamalnya.
Keutamaan dan Manfaat Ratib Al Haddad
Ratib Al Haddad merupakan sebuah wirid yang penuh dengan keutamaan dan manfaat spiritual bagi para pengamalnya. Keistimewaan wirid ini telah diakui dan disampaikan oleh para ulama dan tokoh spiritual Islam sejak dahulu kala. Mengamalkan Ratib Al Haddad bukan sekadar rutinitas keagamaan, tetapi juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh berbagai keberkahan.
Salah satu keutamaan Ratib Al Haddad adalah terletak pada doa-doa yang terkandung di dalamnya. Setiap doa memiliki kekuatan doa yang luar biasa, yang dapat memberikan perlindungan, petunjuk, dan rahmat dari Allah. Dzikir-dzikir dalam Ratib Al Haddad juga merupakan sarana untuk membersihkan hati dan pikiran dari kegelapan dosa dan kesesatan.
Manfaat lainnya dari mengamalkan Ratib Al Haddad adalah memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam kehidupan sehari-hari yang serba cepat dan penuh tekanan, mengamalkan wirid ini menjadi momen untuk merenung, menghadirkan diri di hadapan Allah, dan melepaskan diri dari kegelisahan dunia.
Ratib Al Haddad juga memiliki khasiat dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Ketika seseorang memusatkan pikiran pada dzikir dan doa-doa yang indah dalam wirid ini, pikiran menjadi lebih jernih, stres berkurang, dan hati menjadi lebih damai. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi kesehatan dan keseimbangan kehidupan sehari-hari.
Tak hanya pada diri pribadi, manfaat Ratib Al Haddad juga dapat dirasakan oleh komunitas yang mengamalkannya. Saat sekelompok orang berkumpul dalam doa dan dzikir, hubungan sosial menjadi lebih erat, kebersamaan terjalin dengan lebih baik, dan saling mendukung dalam kebaikan.
Keutamaan dan manfaat dari Ratib Al Haddad tidak hanya terasa di dunia ini, tetapi juga diyakini akan memberikan pahala yang besar di akhirat. Para pengamal wirid ini diyakini akan mendapatkan ampunan dan keberkahan dari Allah, serta mendapatkan tempat di surga-Nya.
Panduan Tata Cara Mengamalkan Ratib Al Haddad
Bagaimana cara melaksanakan Ratib Al Haddad dengan benar? Pada kesempatan kali ini, akan dijabarkan langkah-langkah dan tata cara dalam melakukan wirid Ratib Al Haddad. Informasi mengenai bacaan yang harus diikuti dan waktu pelaksanaan yang dianjurkan akan menjadi bagian penting dalam panduan ini.
Persiapan Sebelum Memulai
Sebelum memulai Ratib Al Haddad, pastikan diri dalam keadaan bersih baik secara fisik maupun batin. Wudhu (ablusi) adalah langkah pertama yang penting untuk membersihkan diri sebelum melakukan dzikir. Carilah tempat yang tenang dan khusyuk, sehingga pikiran dapat fokus sepenuhnya pada wirid yang akan dilakukan.
Memahami Tata Cara Bacaan
Langkah berikutnya adalah memahami tata cara bacaan dalam Ratib Al Haddad. Pastikan untuk mengenal huruf Arab dan cara membacanya dengan benar. Apabila diperlukan, kalian dapat mencari transliterasi atau terjemahan doa-doa dalam wirid ini agar lebih mudah dipahami dan diucapkan.
Waktu Pelaksanaan
Pilihlah waktu yang tepat untuk melaksanakan Ratib Al Haddad. Idealnya, wirid ini dilakukan pada malam hari setelah Isya atau pada waktu-waktu tertentu yang memiliki keutamaan khusus, seperti sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Namun, kalian dapat mengamalkannya kapan saja sesuai dengan kenyamanan dan kesempatan yang ada.
Khusyuk dan Ikhlas
Selama mengamalkan Ratib Al Haddad, berusahalah untuk tetap khusyuk dan menghadirkan hati sepenuhnya dalam dzikir. Jauhkan gangguan-gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi. Sampaikan doa-doa dengan penuh ikhlas dan keyakinan bahwa Allah akan mendengarkan dan mengabulkan setiap permohonan.
Konsistensi dan Kesabaran
Ratib Al Haddad adalah wirid yang memerlukan konsistensi dalam pelaksanaannya. Tetapkanlah niat untuk mengamalkannya secara rutin dan istiqamah. Meskipun mungkin ada tantangan dan rintangan di tengah perjalanan, berusaha untuk sabar dan terus melanjutkan amalan dengan penuh keikhlasan.
Pahami Makna Doa-doa
Selama melafalkan doa-doa dalam Ratib Al Haddad, cobalah untuk memahami makna dari setiap kalimat yang diucapkan. Dengan memahami dan merenungkan makna doa, perasaan khusyuk dan kesadaran akan semakin mendalam.
Bertawakkal kepada Allah
Setelah melakukan wirid, serahkan segala hasilnya kepada Allah. Bertawakkallah bahwa Allah adalah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Percayalah bahwa doa-doa yang diucapkan dengan hati yang khusyuk dan ikhlas pasti akan dikabulkan oleh-Nya, meskipun cara dan waktu-Nya mungkin berbeda dengan apa yang kita harapkan.
Dengan mengikuti panduan ini dan mengamalkan Ratib Al Haddad dengan sepenuh hati, diharapkan para pengikut wirid ini dapat merasakan manfaat dan keberkahan yang dijanjikan. Tetaplah berpegang teguh pada dzikir ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Selamat melaksanakan Ratib Al Haddad dengan penuh keikhlasan dan ketekunan!
Bacan Doa Ratib Al Haddad Arab Dan Latin
Dalam Ratib Al Haddad, terdapat sejumlah doa pilihan yang sangat dianjurkan untuk diamalkan. Berikut bacaan doa Ratib Al Haddad.
Bacaan Ratib Al Haddad Arab
رَاتِبُ الْحَدَّادِ
( ِلْحَبِيْب عَبْدِ الله بْنِ عَلَوِي الْحَدَّاد)
الْفَاتِحَة : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ. رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ آمِيْنِ
اَللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤدُه حِفْظُهُمَا وَهُوَ العَلِيُّ العَظِيْمُ. آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّه وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْناَ وَأَطَعْناَ غُفْراَنَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لاََ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآ إِنْ نَسِيْنَآ أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنآ أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْناَ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
(x3) سٌبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اْللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ (x3)
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (x3)
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (x3)
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ (x3)
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي الْسَّمَآءِ وَهُوَ الْسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (x3)
رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا (x3)
بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ (x3)
يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِيْ كَانَ مِنَّا (x3)
ياَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْراَمِ أَمِتْناَ عَلَى دِيْنِ الإِسْلاَمِ (x7)
ياَ قَوِيُّ ياَ مَتِيْنُ اكْفِ شَرَّ الظَّالِمِيْنَ (x3)
أَصْلَحَ اللهُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ صَرَفَ اللهُ شَرَّ الْمُؤْذِيْنَ (x3)
يَا عَلِيُّ يَا كَبِيْرُ يَا عَلِيْمُ يَا قَدِيْرُ يَا سَمِيعُ يَا بَصِيْرُ يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرُ (x3)
ياَ فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَّمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ (x3)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ رَبَّ الْبَرَايَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنَ الْخَطَاياَ (x4)
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (x25)
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وَكَرَّمَ وَمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِيَ اللهُ تَعاَلَى عَنْ اَهْلِ بَيْتِهِ الطَّيِّبِيِنَ الطَّاهِرِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الأَكْرَمِيْنَ الْمُهْتَدِيْنَ. وَأَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْناَ مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يٌوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (x25)
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ ماَ خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَد. بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. اَلَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ. اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوحِ سَيِّدِنَا الشَّيْخِ الْكَبِيْرِ الْقُطْبِ الشَّهِيْرِ الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِي بَاعَلَوِي وَأُصُولِهِ وَفُرُوعِهِ وَجَمِيْعِ سَادَاتِنَا آلِ بَاعَلَوِي، أَنَّ اللهَ يُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَ أَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَ عُلُوْمِهِمْ وَ نَفَحَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ)
اَلْفَاتِحَةَ إِلَى أَرْوَاحِ ساَدَاتِنَا الصُّوْفِيَّةِ أَيْنَمَا كَانُوْا مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا أَنَّ اللهَ يَحْمِيْنَا بِحِمَايَتِهِمْ وَيُمِدُّنَا بِمَدَدِهِمْ وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَ أَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَ عُلُوْمِهِمْ وَ نَفَحَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ)
اَلْفَاتِحَةَ إِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا الشَّيْخِ الْكَبِيْرِ الْقُطْبِ الشَّهِيْرِ الْحَبِيْبِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَلَوِي بْنِ مُحَمَّدٍ الْحَدَّادِ صَاحِبِ الرَّاتِبِ وَأُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَجَمِيْعِ سَادَاتِنَا آلِ بَاعَلَوِي أَنَّ اللهَ يُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّة وَيُعِيْدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِمْ وَ أَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَ عُلُوْمِهِمْ وَ نَفَحَاتِهِمْ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِِ. (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ)
اَلْفَاتِحَةَ أَنَّ اللهَ يُغِيْثُ الْمُسْلِمِيْنَ وَيَرْحَمُ الْمُسْلِمِيْنَ وَيُفَرِّجُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ وَيَشْفِيْ أَمْرَاضَ الْمُسْلِمِيْنَ بِالْعَافِيَةِ وَيُغَزِّرُ أَمْطَارَهُمْ وَيُرَخِّصُ أَسْعَارَهُمْ وَيُصْلِحُ سَلاَطِيْنَهُمْ وَيَكْفِيْهِمْ شَرَّ الْفِتَنِ وَ الْبَلِيَّاتِ وَ الْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَ يَحْفَظُ الْحُجَّاجَ وَ الْمُسَافِرِيْنَ وَ الْغُزَاةِ وَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ وَ الْجَوِّ أَجْمَعِيْنَ. أَنَّ اللهَ يُصْحِبُهُمُ السَّلاَمَةَ وَ يَرُدُّهُمْ إِلَى أَوْطَانِهِمْ سَالِمِيْنَ آمِنِيْنَ غَائِمِيْنَ وَ إِيَّانَا فِيْ خَيْرٍ وَ عَافِيَةٍ وَ إِلَى أَرْوَاحِ وَالِدِيْنَ وَ وَالِدِيْكُمْ وَ أَمْوَاتِنَا وَ أَمْوَاتِكُمْ وَ أَمْوَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ. أَنَّ اللهَ يَتَغَشَّاهُمْ بِالرَّحْمَةِ وَ الْمَغْفِرَةِ وَ يُسْكِنُهُمُ الْجَنَّةَ وَ يَخْتِمُ لَنَا وَلَكُمْ بِالْحُسْنَى فِيْ خَيْرٍ وَ لُطْفٍ وَ عَافِيَةٍ وَ إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّم. (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. ماَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيِّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ)
بِسْم اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ اللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَسَلِّمْ. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ بِحَقِّ الْفَاتِحَةِ الْمُعَظَّمَةِ وَالسَّبْعِ الْمَثَانِيْ أَنْ تَفْتَحَ لَنَا بِكُلِّ خَيْرٍ. وَأَنْ تَتَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ. وَأَنْ تُعَامِلَنَا مُعَامَلَتَكَ لأَهْلِ الْخَيْرِ. وَأَنْ تَجْعَلَنَا مِنْ أَهْلِ الْخَيْرِ، وَأَنْ تَحْفَظَنَا فِي دِيْنِنَا وَأَنْفُسِنَا وَأَوْلاَدِنَا وَاَهْلِيْنَا وَأَصْحَابِنَا وَأَحْبَابِنَا مِنْ كُلِّ مِحْنَةٍ وَ فِتْنَةٍ وَبُؤْسٍ وَضَيْرٍ، إِنَّكَ وَلِيُّ كُلِّ خَيْرٍ، وَمُعْطٍ لِكُلِّ خَيْرٍ، وَمُتَفَضِّلٌ بِكُلِّ خَيْرٍ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ (x3)
يَا عَالِمَ السِّرِّ مِنَّا لاَ تَهْتِكِ السِّتْرَ عَنَّا وَ عَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَ كُنْ لَنَا حَيْثُ كُنَّا (x3)
يَا الله بِهَا يَا الله بِهَا يَا الله بِحُسْنِ الخْاَتِمَةِ (x3)
يَا لَطِيْفًا بِخَلْقِهِ، يَا عَلِيْمًا بِخَلْقِهِ، يَا خَبِيْرًا بِخَلْقِهِ اُلْطُفِ بِنَا يَا لَطِيْفُ يَا عَلِيْمُ يَا خَبِيْرُ (x3)
يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلَ، إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا وَ الْمُسْلِمِيْنَ (x3)
جَزَى اللهُ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَنَّا خَيْرًا، جَزَى اللهُ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَنَّا مَا هُوَ أَهْلُهُ (x3)
الْحَمْدُ لِلّهِ عَلَى نِعْمَةِ الإِيْمَانِ وَ الإِسْلاَمِ وَ تَوْفِيْقِهِ وَكَفَى بِهَا مِنْ نِعْمَةٍ
Bacaan Ratib Al Haddad Latin
Al Fatihah Ila Hadrotinnabiy Muhammadin shalllahu alayhi wa alihi wasallam – Al Fatihah.
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, ar-raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn, iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn, ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm.
Aamanar Rasulu bimaa unzila ilayhi min Rabbihi wal mu’minun kullun aamana Billaahi wa Malaaikatihi wa Kutubihi wa Rusulih laa nufarriqu bayna ahadin min Rusulih wa qaalu sami’naa Wa ata’naa Ghufraanaka Rabbanaa wa Ilaikal masiir.
Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa lahaa Maa kasabat wa ‘alayhaa maktasabat Rabbanaa laa tuaakhidhnaa in-nasiinaa aw akhta’naa Rabbanaa Wa laa tahmil ‘alaynaa isran kamaa hamaltahu ‘alal-ladhiina min qablinaa Rabbanaa wa laa Tuhammilnaa maa laa taaqata lanaa bih wa’fu ‘annaa wa’ghfir lanaa warhamnaa Anta Mawlaanaa Fa’nsurnaa ‘alal qawmil kaafiriin… Aamiin.
Laa ilaaha Illallaahu Wahdahu laa shariika lahu Lahul Mulku wa Lahul Hamdu Yuhyii wa Yumiitu wa Huwa ‘alaa kulli shay’in Qadiir (3x).
Subhaanallaahi wal Hamdu Lillaahi wa laa ilaaha Illallaahu Wallaahu Akbar (3x).
Subhaanallaahi wa bi-Hamdihi subhaanallaahil ‘Aziim (3x).
Rabbana’ghfir lanaa wa tub ‘alaynaa innaka Anta’t Tawwaab ur Rahiim (3x).
Allaahumma Salli ‘alaa Muhammad Allaahumma Salli ‘alayhi wa Sallim (3x).
A’udhu bi-Kalimaatillaahi’t taammaati min sharri maa khalaq (3x).
Bismillaahilladhii laa yadurru ma’a Ismihi shay’un fil ardi wa laa fis-samaa’ wa Huwa’s Samii’ ul ‘Aliim (3x).
Radiinaa Billaahi Rabbawwa bil Islaami diinaw wa bi Muhammad-in Nabiyyaa (3x).
Bismillaahi wal Hamdu Lillaahi wal khayru wash sharru bi-Mashii’atillaah (3x).
Aamannaa Billaahi wal Yawmil aakhir tubnaa iia llaahi baatinan wa zaahiraa (3x).
Yaa Rabbanaa wa’fu ‘annaa wa’mhulladhii kaana minnaa (3x).
Yaa Dhal Jalaali wal Ikraam amitnaa ‘alaa diinil Islaam (7x).
Yaa Qawiyyu Yaa Matiinu ikfi sharraz-zaalimiin (3x).
Aslaha llaahu umural Muslimiin Sarafallaahu sharral mu’dhiin (3x).
Yaa ‘Aliyyu Yaa Kabiiru Yaa ‘Aliimu Yaa Qadiiru Yaa Samii’u Yaa Basiiru Yaa Latiifu Yaa Khabiir (3x).
Yaa Faarij al-hammi Yaa Kaashifal-ghammy Yaa man li-‘abdihi Yaghfiru wa Yarham (3x).
Astaghfirullaaha Rabbal-baraayaa Astaghfirullaaha min al-khataayaa (4x).
Laa ilaaha Illallaah (50/100x, hingga 1000x).
Muhammadur Rasulullahi Shalallahu ‘alayhi Wasallama wa sharrafa wa karrama wa majjada wa ‘azzama wa Radiya llahu ta’ala ‘an ‘ashabi Rasulillahi ‘ajma’iina wattabi’ina lahum bi’ihsaanin ‘ila yau middini wa’alaina ma’ahum birahmatika yaa ‘arhamar Rohimiin. Mutahhariin wa Ashaabihil Muhtadiin wat Taabi’iina lahum bi-ihsaanin ilaa yawmiddiin.
Baca juga : Mengenal Lebih Dalam Dzikir Wirdul Latif: Makna, Manfaat, dan Khasiatnya
Makna dan Pesan Spiritual dalam Ratib Al Haddad
Makna dan pesan spiritual yang terkandung dalam Ratib Al Haddad sangatlah mendalam dan mengandung hikmah yang bernilai tinggi. Wirid ini bukan sekadar rangkaian doa-doa, tetapi juga menjadi sarana untuk mendalami nilai-nilai kebajikan dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah.
Mendalami Kandungan Bacaan Ratib Al Haddad
Setiap doa dan dzikir yang terdapat dalam Ratib Al Haddad mengandung makna yang mengesankan. Dalam rangkaian wirid ini, terdapat permohonan ampunan, petunjuk, perlindungan, dan rahmat dari Allah. Melalui doa-doa ini, para pengamal diajak untuk merenungkan tentang ketergantungan mereka pada-Nya dan memohon pertolongan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
Memahami Makna Spiritual Dalam Bacan Doa-Doanya
Dalam setiap kalimat doa, tersimpan pesan-pesan spiritual yang mencerminkan keikhlasan, kesyukuran, dan rasa takzim kepada Allah. Para pengikut Ratib Al Haddad diajak untuk menyadari pentingnya menjaga hubungan batin dengan Sang Pencipta, dan melepaskan diri dari keserakahan dunia.
Memperkuat Rasa Kehadiran Allah
Melalui pengamalan Ratib Al Haddad, seseorang akan lebih merasa dekat dengan Allah dalam setiap saat kehidupannya. Wirid ini mengajarkan untuk senantiasa mengingat-Nya dan menyandarkan segala urusan kepada-Nya. Rasa kehadiran Allah dalam hati akan menguat dan memunculkan rasa tunduk, rendah hati, dan penuh harap dalam berdoa.
Nilai-Nilai Kebajikan dan Akhlak Mulia
Ratib Al Haddad mengajarkan tentang akhlak mulia dan nilai-nilai kebajikan yang harus dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam wirid ini terkandung pesan untuk berlaku jujur, berbuat baik kepada sesama, dan berusaha selalu membawa manfaat bagi orang lain.
Meningkatkan Kesadaran Diri dan Kontemplasi
Mengamalkan Ratib Al Haddad membangkitkan kesadaran diri dan memperkuat kontemplasi tentang tujuan hidup dan akhirat. Wirid ini mengajak untuk selalu memantau dan memperbaiki diri agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Memperkuat Keterikatan Spiritual dengan Allah
Pada tingkat yang lebih mendalam, Ratib Al Haddad membantu meningkatkan keterikatan spiritual dengan Allah. Wirid ini mengingatkan bahwa segala sesuatu dalam hidup ini sementara, dan hanya Allah yang kekal dan abadi. Dengan menyadari hal ini, para pengamal diarahkan untuk mencari kebahagiaan yang hakiki, yaitu mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui pemahaman makna dan pesan spiritual dalam Ratib Al Haddad, para pengikut dapat mengalami pertumbuhan spiritual yang signifikan. Wirid ini bukan sekadar serangkaian doa, tetapi juga menjadi sarana untuk memperdalam makna hidup dan mengokohkan ikatan batin dengan Sang Pencipta. Dengan tekun dan ikhlas melaksanakan wirid ini, diharapkan para pengamal Ratib Al Haddad mampu mencapai pencerahan spiritual dan hidup dalam kesadaran yang lebih mendalam akan kehadiran Allah dalam segala aspek kehidupan.
Peran Ratib Al Haddad dalam Tradisi Keagamaan
Ratib Al Haddad memiliki peran yang sangat penting dalam tradisi keagamaan umat Muslim. Wirid ini menjadi salah satu bentuk tradisi zikir dan dzikir yang mendalam dan mendunia dalam ajaran Islam. Peran Ratib Al Haddad dapat diamati dari berbagai sudut pandang, baik sebagai bentuk ibadah, praktik spiritual, maupun bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Islam.
Tradisi Zikir dalam Kehidupan Muslim
Ratib Al Haddad merupakan salah satu bentuk tradisi zikir dalam kehidupan Muslim. Tradisi zikir adalah praktik mengingat dan menyebut nama Allah dengan penuh kekhusyukan dan keyakinan. Melalui zikir dalam Ratib Al Haddad, para pengamal diingatkan untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan, mencari-Nya dalam setiap langkah, dan menyucikan hati serta pikiran dari kegelapan dosa.
Kegiatan Keagamaan yang Rutin Dilaksanakan
Ratib Al Haddad merupakan salah satu kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin oleh banyak umat Muslim. Pada malam tertentu atau di waktu-waktu khusus, para pengikut wirid ini berkumpul untuk bersama-sama mengamalkan Ratib Al Haddad. Kegiatan ini menjadi sarana untuk memperkuat silaturahmi antar sesama muslim dan membangun rasa kebersamaan dalam beribadah.
Tradisi Spiritual yang Mewarnai Kehidupan
Ratib Al Haddad juga menjadi bagian penting dari tradisi spiritual umat Muslim. Melalui dzikir dan doa-doa dalam wirid ini, para pengamal diarahkan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendalami makna spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi spiritual ini memberikan ketenangan jiwa dan mengingatkan betapa pentingnya menjaga hubungan batin dengan Sang Pencipta.
Kebudayaan Islam dan Warisan Spiritual
Ratib Al Haddad menjadi bagian dari kebudayaan Islam yang kaya dan mendalam. Wirid ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, melewati berbagai zaman dan budaya. Sebagai warisan spiritual, Ratib Al Haddad tetap lestari dan relevan dalam kehidupan kontemporer, terus menginspirasi umat Muslim untuk mencari kebenaran dan keberkahan dalam zikir kepada Allah.
Meningkatkan Kualitas Hidup Spiritual
Melalui pengamalan Ratib Al Haddad, umat Muslim merasakan peningkatan kualitas hidup spiritual. Tradisi zikir ini membawa manfaat besar bagi para pengikutnya, seperti kehidupan yang lebih bermakna, lebih sadar akan tujuan hidup, dan lebih dekat dengan Allah. Hal ini mencerminkan bagaimana Ratib Al Haddad menjadi penuntun dalam menghadapi tantangan dan rintangan dalam kehidupan.
Peran Ratib Al Haddad dalam tradisi keagamaan umat Muslim sangatlah signifikan. Wirid ini bukan sekadar kegiatan ibadah rutin, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi zikir dan dzikir yang mendalam dalam kehidupan Muslim. Dalam warisan spiritual kebudayaan Islam, Ratib Al Haddad terus menerus mengilhami dan memperkuat kualitas hidup spiritual umat Muslim di era kontemporer. Dengan melanjutkan pengamalan wirid ini dengan tekun dan ikhlas, para pengamal diharapkan dapat mencapai makrifat dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan penuh kesungguhan.
Pentingnya Zikir dalam Agama Islam
Dalam ajaran Islam, zikir merupakan salah satu amalan yang sangat penting dan memiliki peran sentral dalam kehidupan seorang muslim. Zikir, atau dzikir, adalah praktik mengingat dan menyebut nama Allah serta sifat-sifat-Nya dengan penuh khusyuk dan keyakinan. Diskusi tentang pentingnya zikir dalam Islam melibatkan pemahaman tentang tujuan, manfaat, dan fungsi zikir dalam kehidupan keagamaan umat Muslim.
Zikir sebagai Ibadah Utama
Zikir merupakan salah satu ibadah utama dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan ingatlah Allah dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak keras dan tidak pula berbisik-bisik, dan dengan tidak terang-terangan dan tidak tersembunyi.” (QS. Al-A’raf: 205). Dalam ayat ini, Allah menegaskan pentingnya mengingat-Nya dengan hati yang khusyuk dan penuh takwa.
Mendekatkan Diri kepada Allah
Zikir merupakan sarana yang ampuh untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan mengingat dan menyebut nama-Nya, seorang muslim merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta, merenungkan kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta memperkuat ikatan spiritual dengan-Nya. Zikir membantu meningkatkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Menjaga Hati dan Pikiran dari Dosa
Dalam kehidupan yang penuh godaan dan cobaan, zikir membantu menjaga hati dan pikiran dari dosa dan godaan setan. Dengan senantiasa mengingat Allah, seseorang menjadi lebih waspada terhadap perbuatan dan pikiran yang tidak diridhai-Nya. Zikir membantu membersihkan hati dan pikiran dari hal-hal yang negatif dan merusak.
Meningkatkan Kualitas Ibadah Lainnya
Praktik zikir secara rutin membantu meningkatkan kualitas ibadah lainnya, seperti salat (shalat), puasa, dan membaca Al-Quran. Dengan hati yang khusyuk karena sering mengingat Allah, ibadah-ibadah tersebut menjadi lebih bermakna dan lebih mendalam. Zikir juga memberikan ketenangan jiwa dalam melaksanakan ibadah dan memperkuat rasa ikhlas dalam beribadah.
Menenangkan Jiwa dan Mengurangi Stres
Melakukan zikir secara rutin membawa manfaat bagi kesehatan mental dan emosional. Zikir membantu menenangkan jiwa, mengurangi stres, dan memberikan ketenangan dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan berpegang teguh pada zikir, seorang muslim merasa lebih berserah diri kepada Allah dalam menghadapi segala cobaan dan ujian.
Membangun Kesadaran atas Kehidupan Akhirat
Zikir mengingatkan umat Muslim tentang tujuan sejati hidup, yaitu kehidupan akhirat. Dengan mengingat nama Allah dan memikirkan kebesaran-Nya, seseorang menjadi lebih sadar akan tujuan hidup yang lebih abadi dan hakiki. Zikir menjadi pendorong untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan yang kekal di akhirat.
Pentingya zikir dalam Islam menunjukkan betapa signifikannya praktik mengingat Allah dalam kehidupan seorang muslim. Zikir merupakan ibadah utama yang membantu mendekatkan diri kepada Allah, menjaga hati dari dosa, dan meningkatkan kualitas ibadah lainnya. Lebih dari itu, zikir memberikan ketenangan jiwa, mengurangi stres, serta membangun kesadaran atas kehidupan akhirat. Dengan melakukan zikir dengan penuh kesungguhan, seorang muslim dapat meraih manfaat spiritual dan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
Penutup
Ratib Al Haddad, sebagai salah satu tradisi zikir yang mendalam dalam ajaran Islam, menawarkan banyak manfaat dan keutamaan bagi para pengikutnya. Melalui wirid ini, kita dapat merasakan kedekatan dengan Allah, memperkuat ikatan spiritual, dan memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.
Marilah kita bersama-sama mengamalkan Ratib Al Haddad dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Jadikanlah wirid ini sebagai bagian rutin dalam kehidupan sehari-hari, sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dalam setiap langkah, dan sebagai jalan untuk mengarungi perjalanan spiritual menuju keabadian.
Terima kasih telah menyimak pembahasan ini. Mari kita berzikir dan mengamalkan Ratib Al Haddad dengan sepenuh hati, serta menjalin kebersamaan dalam mengarungi perjalanan spiritual menuju cinta dan kasih-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.